Kamis, 17 Oktober 2024

BAPAK DAN IBU

Ayahanda saya HAJI AHMAD MUKHTAR MAJID adalah seorang Veteran Pejuang Kemerdekaan R.I dengan NPV : 600.4.355 ( Gol. A ),dan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil. Beliau dilahirkan di Dusun Talangpadang, Kecamatan Tebing tinggi Kabupaten Empat Lawang ( dahulunya masih dalam Kabupaten Lahat ) pada tanggal 10 Oktober 1928.

Disaat masih mengikuti kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gajahmada, pada tanggal 21 Mei 1955 Bapak menikah dengan Ibu Hj. SUHANA binti H. ABDUL WAHID ( yang lebih dikenal dengan panggilan TEMU ) di Jambat bale – Pagaralam. Setelah itu, Ibu ikut Bapak meneruskan kuliah ke Yogyakarta.

Putri pertama lahir di Kota Gudeg tersebut pada tanggal 16 April 1956 dan diberi nama Marlina Maleha Aprilia Safitri. Pada awal tahun 1957 Ibunda Temu mulai merasakan adanya kehamilan anak kedua, dan hal ini diperkirakan akan menambah kesibukan Keluarga, yaitu kuliah sambil mengasuh. Akhirnya, Bapak dan Ibu pulang kampung dan bekerja di Perkebunan Teh Gunung Dempo. Disini aku Syamsurrizal dilahirkan, pada hari Sabtu Tanggal 14 September 1957 jam 4.30 saat subuh. Mungkin karena waktu lahir itulah saya dinamakan Syamsurrizal, diambil dari bahasa arab ; syamsu yang berarti matahari / cahaya dan rizal yang berarti laki-laki.

Semasa di Gunung Dempo, lahir pula dua adik laki-laki saya, yaitu Muhammad Zainuddin ( meninggal di Palembang tahun 1966 ) dan Adinda Muhammad Budiman yang lahir tanggal 8 Nopember 1960.

Berikutnya, anak kelima adalah Adinda Muhammad Hamzah ( Anca ) yang lahir di Tanjungkarang – Lampung, kemudian Adinda Julian Ishak ( dipanggil Aan ) yang lahir di Palembang, 3 Juli 1967, dan terakhir sibungsu Marliana Mahida ( Ida ) lahir di Palembang 2 Mei 1969.

Diusia 78 tahun Ayahanda H.A. Mukhtar Majid wafat di Palembang, tepatnya pada hari Sabtu 9 Desember 2006 dan dimakamkan pada hari itu juga di Makam Pahlawan Kesetra Siguntang. Duapuluh hari kemudian, dua hari menjelang Idul Adha, pada hari Jum’at Jam 11.30 tanggal 29 Desember 2006, Ibunda Hj. Suhana Temu Wahid juga berpulang dipanggil oleh Allah S.W.T. Ibunda dimakamkan di TPU Kebun Bunga KM 9 Palembang.

Allahummaghfir lahum warhamhum wa’aafihim wa’fuanhum, Allahumma akrim nuzuulahum wawassi’ madkholahum. “ Ya Allah ampunilah segala dosa mereka baik yang besar maupun yang kecil, baik yang mereka sengaja atau yang tidak disangaja, baik yang nyata maupun yang ghoib.
Ya Allah, berikanlah rahmat kepada mereka yang sesempurna-sempurnanya meliputi segala hal. Ya Allah sejahterakan mereka dan maafkanlah segala kesalahan dan kealfahan dan kekhliafan mereka pada waktu hidup mereka.
Ya Allah , muliakan tempat kembali mereka dan lapangkanlah kuburnya serta berilah cahaya yang terang benderang. Bersihkanlah diri mereka dengan air, dengan embun dan dengan salju dengan rakhmat dan kasih sayangmu. Robbana atina fidduniyah hasanah wa fil akhiroti hasanah waqiina azaban naar. Wal hamdulillahi robbil ‘alamamiin. Amiin

Kami tujuh bersaudara ada yang dilahirkan di Yogyakarta, di perkebunan teh Gunung Dempo, di Tanjungkarang dan Palembang. Hal ini terkait dengan riwayat pekerjaan Ayahanda H.A. Mukhtar Majid. Setelah putus kuliah dari Yogyakarta, tahun 1957 Bapak bekerja
sebagai Pegawai Perusahaan Perkebunan Belanda, dan Karyawan Perusahaan Perkebunan Negara ( PPN, sekarang PTP ) yang berpindah-pindah unit kebun, dari sebagai Hulp Employe Pabrik Teh, dan Employe / Sinder Kebun Teh Gunung Dempo, Sinder Kebun PNP di Way Berulu, Gedong tataan , Kepala Kantor Pemasaran PNP di Telukbetung – Lampung, dan di Remilling Karet Musi / Hok Tong – Palembang. Pada tahun 1968, diusia empatpuluh tahun, Bapak menjadi Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) karena terpilih dan menjabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Lahat sampai tahun 1972. Setelah itu bekerja di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, dan Pensiun pada tahun 1984 di Palembang. Karena ada penyempitan pembuluh darah jantung, pada tahun 1989 Ayahanda H.A. Mukhtar Majid berhasil mengalami operasi jantung koroner di RS Harapan Kita, Jakarta. Sungguh kami sangat bersyukur, Alhamdulillah, Ayahanda telah diberi ”bonus umur” selama 17 tahun.

Selasa, 12 Januari 2010

SELAMATKAN KAWASAN SEKITAR BATUTEGI


SELAMATKAN KAWASAN SEKITAR BATUTEGI
melalui Pembangunan Ekowisata Terpadu


Banyak contoh di Indonesia, Bendungan-bendungan yang telah dibangun mengalami pendangkalan yang lebih cepat sebagai akibat tidak dikendalikannya aktivitas pembangunan, Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan yang menyebabkan erosi yang berlebihan di kawasan / daerah tangkapan air bendungan. Akhirnya, Masa manfaat maksimal bendungan lebih pendek dari yang semula direncanakan.

Sejak dini haruslah dilakukan upaya-upaya nyata untuk menyelamatkan Bendungan Batutegi. Salah satu Persoalan dasarnya adalah Bagaimana penyelamatan ini dilaksanakan dengan pendekatan Kawasan ( yang utuh ), dan bukan Sektoral ; Pekerjaan Umum dan Kehutanan (BP.DAS), karena status tanah sekitar bendungan dan status hutan lindung.

Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengelola kawasan sekitar batutegi melalui Pembangunan yang terpadu. Maksudnya, tidak sebatas koordinasi dan koordinasi, serta terpadunya sekedar di atas meja rapat.

Salah satu tujuan dan manfaat dari Bendungan Batutegi adalah untuk Pariwisata. Untuk itulah, digagas suatu model pendekatan dari aspek konservasi ( yaitu perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan yang terkendali ), Pariwisata dan Pendidikan, yaitu dengan PEMBANGUNAN EKOWISATA TERPADU.

Yang dimaksud dengan Ekowisata terpadu itu :
1. Menyelamatkan Hutan dan Air, serta ekosistemnya
2. Membangun pariwisata yang berwawasan lingkungan hidup dan alam
3. Pendidikan Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup

STRATEGI Utama dalam Konservasi Hutan Kawasan Batutegi adalah :

Memulihkan dan Membangun Hutan dengan menanam Sepuluh juta pohon dalam Sepuluh ribu hektar di Kawasan Konservasi Bendungan Batutegi – Lampung yang dikelola secara terpadu.

Pemanfaatan Kawasan Hutan Konservasi Batutegi, :

1. Membangun kembali hutan Alam dan ekosistemnya ( arboretum ) ;
yaitu areal koleksi contoh hidup berbagai jenis pohon, pelestarian jenis pohon secara
ex-situ, tempat praktek pengenalan jenis pohon, sumber benih dalam jumlah terbatas,
sekaligus sebagai tempat wisata ilmiah.

2. Kebun Raya ( Kumpulan / Koleksi Tanaman dan wisata taman )

3. Taman Safari ( Taman Satwa )

4. Pusat Pelatihan dan Pendidikan Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup

5. Taman Bunga dan Buah

6. Wisata Air dan Pengembangan Perikanan ( Keramba jaring apung ),

7. Penginapan alam ( ecolodge ) ; berupa pondok, rumah pohon ( tree-house ), dan rumah rakit
( terapung ).

ECOLODGE itu secara sederhana diartikan sebuah penginapan bernuansa alami yang membawa
misi pengetahuan dan pendidikan lingkungan atau konservasi alam.
( Silahkan lihat tulisan terdahulu tentang Ecolodge )



Kesemua blok pemanfaatan ( tujuh blok pemanfaatan ) akan dirancang dalam satu master-plan, dan dikelola oleh satu unit pelaksana, yaitu Badan Pengelola Ekowisata Batutegi ( semacam Badan Otorita Daerah ) berupa Perusahaan BUMD dan atau Komite Pariwisata Lampung, serta Lembaga Swadaya Masyarakat.