Kamis, 26 Maret 2009

ECOLODGE atau PENGINAPAN ALAM

Kisaran dan inti pembicaraan tentang ECOLODGE di Lampung ini beranjak dari :


Keprihatinan ditengah gencarnya ”demam” kunjungan wisata, khususnya di Lampung, yang nyatanya hanya berupa acara-acara seremonial, tetapi terbatas akan sarana akomodasi, layanan dan transportasi , serta operator yang mendekatkan wisatawan ke lokasi-lokasi atraksi / obyek wisata.


Salah satu potensi wisata Lampung adalah Wisata Alam ( Ekosystem TNBBS dan TNWK, Bahari, dan Ekosystem Hutan Rawa ) yang belum banyak tersentuh dan belum layak ”jual” karena keterbatasan tadi. Misalnya untuk menjawab pertanyaan ; Kalo ada wisatawan yang ingin mengunjungi, melihat dan bermalam dalam suasana alami di lokasi-lokasi wisata tersebut, apakah sudah ada dan tersedia ?



Berandai saat ini datang wisatawan ke Lampung, dan bertanya ” Apakah ada paket wisata untuk tiga hari dua malam yang bisa saya beli ?” Apakah itu Paket wisata bahari, wisata budaya, wisata alam, agro-wisata ? dengan berbagai atraksi dan atau obyeknya.
Jawabnya tentu TIDAK ADA. Pusat informasi wisata lampung paling-paling hanya menyediakan informasi jenis obyek wisata dengan berbagai gambar / photo yang menarik, lokasi, daftar hotel dan daftar penyedia Tour and Travel. Selebihnya tentu jawabannya SILAHKAN JALAN SENDIRI. Mudah-mudahan ini sekadar keterbatasan informasi yang saya miliki, atau mungkin promosinya saja yang kurang.



Dari potensi Alam dan pangsa pasar, serta berlandaskan pemikiran “konservasionis” dan romantisme LSM, Muncul gagasan dan keinginan bersama untuk segera memulai membangun penginapan alam atau ecolodge di tiga lokasi utama ( dulu ? ) sebagai sentra untuk pengembangan lebih lanjut, yaitu di :
Pekon Sedayu Tanggamus ( sisi Timur TNBBS di Jalan Lintas Barat Sumatera ),
Pekon Sumber rejo – Way Heni Lampung Barat ( sisi Barat TNBBS ), dan Rawa Pacing Kabupaten Tulang Bawang ( Ecosytem Hutan Rawa di Jalan Lintas Timur Sumatera )



Berbagi peran dan segera dalam tahap awal ini adalah mencari tanah atau lahan sebagai titik lokasi awal ( tapak mula ) untuk “berinvestasi” di tiga rencana tapak dimaksud.



Apa itu Ecolodge atau Penginapan Alam ?


Dari pengalaman mensosialisasikan gagasan ecolodge ini di lapangan, banyak bias pengertian dari masyarakat. Ada yang beranggapan sama dengan Villa ( yang dalam benaknya sama dengan villa-villa yang ada di Puncak Bogor, Cipanas atau Ciater ) ataupun sama dengan Hotel ”berbintang” ( yang fisik bangunan-nya terlihat ”wah” dan megah, serta berkolam renang ).


Ecolodge itu secara sederhana diartikan sebuah penginapan bernuansa alami yang membawa misi pengetahuan dan pendidikan lingkungan atau konservasi alam.


Oleh karena itu, dalam pengelolaannya harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :

1. View ( pemandangan ) dan suasana alam yang menarik

2. Tidak merubah tapak dan bentang alam secara berlebihan

3. Bangunan penginapan yang sederhana yang menyatu dengan alam dan selaras dengan budaya dan ekosistem setempat, bisa berupa pondok-pondok dan atau rumah pohon ( tree house ). Walaupun demikian, fasilitas sanitasi dan interiornya tetap harus memenuhi standar minimal kelayakan dan kepatutan. Istilah kerennya Pondok berbintang empat ( jenderal kali ? )

4. Tersedia Paket-paket pendidikan Konservasi alam, sehingga Customer penginap ( wisatawan ) dapat memilih diantara paket mana yang akan ”dibeli” dan lama bermalam. Jadi, tidak terima penginap yang sekedar untuk bermalam ataupun kemalaman.

5. Mempertahankan suasana alami,

· menghindari kebisingan; tanpa televisi ataupun radio, tanpa terdengar suara mesin listrik ( genset ),

· memperkaya tanam tumbuh dengan tanaman setempat

6. Bekerja sama dengan masyarakat setempat ( istilah para jagonya ; Community Based Management / Pengelolaan yang bertumpu pada peran masyarakat ), misalnya dengan mengembangkan tanaman sayuran organik, ternak kambing ( yang bisa dimanfaatkan susu dan biogas-nya ), dan perikanan.



( Proses ECOLODGE ini bermula dari obrolan bersama Bang Ans, Uda Af, Uda Al, Rozi, Martin dan Saya selama dua petang berturut-turut pada Kamis dan Jum’at tanggal 5 & 6 Februari 2009, paska kami jumpa saat berburu photo Gerhana Matahari Cincin di Bukit Camang, Senin 26 Januari 2009)



Betapa sulit mencari tapak Ecolodge ?